Yakni Thalhah ibn ‘Ubaidillah, az-Zubair ibn al-Awwam, Abdurrahman ibn Auf, Sa’ad ibn Abi Waqqas, Sa’id ibn Zaid dan Abu ‘Ubaidah ‘Amir ibn al-Jarrah. Kemudian disusul oleh para syuhada yang gugur pada Perang Badar, mereka berjumlah 313 orang. Ada ulama yang berpendapat bahwa jumlah syahid di Perang Badar sebanyak 370 orang.
Bila kita singgah di negara Suriah, tentu kita akan mengunjungi ibu kota Damaskus yang terkenal dengan tempat-tempat bersejarah yang sangat banyak. Kota Damaskus adalah salah satu kota tertua di dunia yang masih dihuni hingga sekarang. Nama kota Damaskus sendiri diambilnya dari bahasa Suriah kuno yang bermakna “kota yang dialiri air.” Dahulu, Kota Damaskus adalah salah satu kota terpenting bagi Imperium Romawi. Penaklukan Kota Damaskus adalah salah satu hal yang sangat sulit. Kota ini dikelilingi oleh tembok yang panjangnya sekitar 1600 meter serta parit yang dipenuhi dengan air. Kota ini adalah kota yang dijanjikan Rasulullah sebagai tempat pengungsian umat Islam di akhir zaman setelah terjadinya perang sangat besar. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah قال رسول الله فسطاط المسلمين يوم الملحمة إلى جانب مدينة يقال لها دمشق من خير مدائن الشام Artinya, “Rasulullah bersabda, Kemah umat Islam di hari peperangan yang besar adalah di sekitar kota yang disebut dengan Damaskus, salah satu kota terbaik di kawasan Syam,’” HR Thabrani. Kisah ini berawal dari strategi khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq dalam menghadapi perlawanan imperium Romawi. Sudah maklum diketahui bahwa Imperium Romawi memiliki jumlah prajurit yang sangat banyak. Oleh karena itu, khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq memecah konsentrasi Imperium Romawi dengan menyerang beberapa kawasan penting dalam waktu berdekatan. Hal ini membuat Heraklius, Raja Imperium Romawi kebingungan dalam menyusun strategi. Kemenangan demi kemenangan diraih oleh umat Islam. Sayangnya, khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq wafat sebelum terjadinya pembebasan kota Damaskus. Kemudian, ia digantikan oleh Umar bin Khattab sebagai khalifah. Para prajurit umat Islam menjadikan kota Damaskus sebagai titik berkumpul setelah kemenangan di berbagai daerah. Mereka mengepung kota Damaskus dari beberapa pintu masuk kota Damaskus. Pasukan Abu Ubaidah bin Jarrah mengepung dari gerbang al-Jabiyah. Pasukan Khalid bin Walid mengepung dari gerbang timur. Pasukan Amr bin Ash mengepung dari gerbang Tuma. Pasukan Yazid bin Abu Sufyan mengepung dari gerbang al-Shaghir. Dan pasukan Syurahbil bin Hasanah mengepung dari gerbang al-Faradis. Selain itu, Abu Darda’ dan pasukannya juga berjaga di daerah Barzeh, wilayah utara kota Damaskus untuk menahan bala bantuan yang datang dari imperium Romawi. Ketika itu, Nisthas bin Nasthuras sebagai penguasa Kota Damaskus telah meminta bantuan tambahan kepada Raja Heraklius di Kota Homs, negara Suriah. Sayangnya, bantuan tak kunjung datang karena Imperium Romawi sedang mengalami kerugian yang besar setelah digempur umat Islam di berbagai daerah kekuasaannya. Khalid bin Walid mengetahui bahwa orang-orang Nasrani telah bertahun-tahun ditindas oleh Imperium Romawi. Maka, ia pun menuliskan sebuah perjanjian untuk memancing simpati umat nasrani kota Damaskus. Perjanjian itu berbunyi “Bismillahir rahmanir rahim, ini adalah janji yang diberikan Khalid bin Walid kepada penduduk kota Damaskus ketika ia berhasil menaklukannya, ia akan memberikan keamanan bagi jiwa, harta, dan gereja penduduk kota Damaskus. Tembok kota tidak akan dihancurkan dan ini adalah janji orang-orang beriman yang tidak akan datang kecuali dengan kebaikan apabila mereka penduduk kota Damaskus membayar pajak.” Pasukan umat Islam terus bersabar menunggu waktu yang tepat untuk menyerbu kota Damaskus. Hingga suatu malam, Nisthas bin Nasthuras mengumpulkan penduduk Kota Damaskus untuk merayakan kelahiran salah satu anaknya. Perayaan pun diadakan dengan meriah, minuman keras berserakan di mana-mana serta pertahanan benteng melemah. Kabar ini disampaikan oleh salah satu pendeta Nasrani kepada Khalid bin Walid yang menginap di gereja di luar tembok Kota Damaskus. Khalid bin Walid pun menyelinap masuk dengan memanjat tembok Kota Damaskus. Dengan cekatan ia dan beberapa pasukannya membuka pintu gerbang timur agar pasukan umat Islam dapat masuk. Hal yang sama juga dilakukan oleh Abu Ubaidah bin Jarrah dan kelompok pasukan yang lain di berbagai gerbang Kota Damaskus. Pasukan umat Islam pun masuk ke dalam Kota Damaskus setelah mendengarkan pekikan takbir dari pasukan pembuka gerbang. Terkaget-kagetlah penduduk Kota Damaskus yang sedang terlena dengan minuman keras mereka. Hingga mereka tidak mampu menghadapi pasukan umat Islam dengan pedang-pedang mereka. Akhirnya, penduduk Kota Damaskus memilih untuk berakad damai dengan pasukan umat Islam sehingga tidak terjadi peperangan di Kota Damaskus. Kemudian, umat islam meminta bagian barat gereja Yohanes Sang Pembaptis sebagai masjid bagi umat Islam sedangkan bagian yang lain tetap digunakan sebagai gereja tempat umat Nasrani beribadah. Nantinya masjid ini kita kenal dengan masjid Umawi, salah satu masjid terbesar di negara Suriah. Adapun gereja tempat Khalid bin Walid menginap sebelum pembebasan Kota Damaskus kelak dikenal dengan nama gereja Khalid bin Walid. Hal ini adalah bukti bahwa Khalid bin Walid dicintai oleh umat Nasrani Kota Damaskus yang telah ia bebaskan dari penindasan Imperium Romawi. Selebihnya, ada empat belas gereja yang tetap dilestarikan oleh umat Islam. Pembebasan kota Damaskus ini terjadi pada tanggal 15 bulan Rajab tahun 15 Hijriah yang bertepatan dengan 3 September 635 Masehi. Pengepungan terhadap kota Damaskus membutuhkan waktu sekitar 40 hari Al-Baladzuri Ahmad bin Yahya, Futuhul Buldan [Beirut Dar al-Hilal, 1988] Kota Damaskus adalah kota yang dikabarkan oleh Rasulullah sebagai kawasan yang di dekatnya nanti akan turun nabi Isa di akhir zaman. وسئل نفع الله به أي محل ينزل به عيسى عليه السلام؟ فأجاب بقوله الأشهر الأصح في مسلم أنه ينزل عند المنارة البيضاء شرقي دمشق Artinya, “Ditanyakan kepadanya Ibnu Hajar al-Haitami Di manakah tempat turunnya Nabi Isa alaihis salam?’ Beliau menjawab Pendapat yang paling masyhur dan sahih sebagaimana yang tercantum di Kitab Shahih Muslim, Nabi Isa akan turun di menara putih di timur Kota Damaskus,” Al-Haitami Ibnu Hajar, al-Fatawa al-Haditsiyyah [Beirut Darul Fikr, 2005] halaman 132. Pelajaran Penting 1. Peperangan yang dilakukan oleh para sahabat Nabi semata-mata hanya bertujuan dakwah bukan menebarkan kebencian. Hal ini dibuktikan dengan pembebasan kota Damaskus yang juga didukung oleh umat Nasrani Kota Damaskus. 2. Hidup rukun bersama pemeluk agama non islam adalah ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw. Hal ini terbukti dengan pembebasan Kota Damaskus yang berakhir damai tanpa peperangan. 3. Pembangunan masjid yang berdekatan dengan rumah ibadah pemeluk agama lain adalah hal yang lumrah terjadi bahkan sejak zaman para sahabat Nabi. Hal ini sebagaimana masjid Umawi yang dibangun berdempetan dengan gereja Yohanes di Kota Damaskus. 4. Menepati janji adalah salah satu akhlak orang beriman. Hal ini sebagaimana janji Khalid bin Walid kepada umat Nasrani Kota Damaskus yang ia tepati dengan sungguh-sungguh. Ustadz Muhammad Tholchah al-Fayyadl, Mahasiswa Universitas Al-Azhar.
,Dan setelah Musa sampai pada waktu yang ditentukan itu dan Tuhannya berfirman kepadanya”. S. A’raf 143. Allah Ta’ala juga memberikan firmanNya kepada para nabiNya, sebagaimana yang dijelaskan dalam AlQuran : ,,Dan tidak seorangpun yang diberi firman oleh Allah, melainkan berupa wahyu”. S. Syura S1.
Bismillahirrohmanirrohim...JawabanAbu Ubaidah Bin Jarrah gugur pada waktu pembebasan kota Abu Ubaidah Bin Jarrah terakhir kali ditugaskan ke kota Syam dan dikabarkan meninggal syahid di kota membantu.. Saya juga masih belajar... Pilih sebagai jawaban terbaik ya.. Aarigatoo.. JawabanAbu Ubaidah bin jarrah gugur pada waktu pembebasan kota Syam.Maaf kalau salah maaf ya itu jawabannya salah yang bener itu penaklukan persia ۞Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris. Pembebasan kota Mekah ini terjadi pada tahun 8 H secara damai tanpa adanya pertumpahan darah. Pada waktu Rasulullah SAW menetap di Madinah, penduduknya terdiri dari tiga golongan, yaitu umat Islam, umat Yahudi (Bani Qainuqa, Bani Nazir dan Bani Quraizah) dan orang-orang Arab yang belum masuk Jakarta - Abu Ubaidah bin Jarrah adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dijamin masuk surga. Beliau bernama lengkap Amir bin Abdullah bin Jarrah al-Quraisyi al-Fihri bernama Abdullah bin Jarrah. Ia berasal dari golongan kaum Quraisy tepatnya suku Al-Harith bin Fihr yang lahir ada tahun 582 M di Kota Ubaidah memeluk Islam atas ajakan dari Abu Bakar Ash-Shiddiq. Salah seorang sahabat Rasul dan periwayat hadits terkenal, Abdullah bin Umar, pernah bercerita tentang keutamaan sifat dari Abu Ubaidah"Ada tiga orang Quraisy yang sangat bersih wajahnya, tinggi akhlaknya, dan sangat pemalu. Bila berbicara mereka tidak pernah dusta. Dan, apabila orang berbicara, mereka tidak cepat-cepat mendustakan. Mereka itu ialah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Utsman bin Affan, dan Abu Ubaidah bin Jarrah."Semasa hidupnya, Abu Ubaidah menjadi orang kepercayaan Rasulullah SAW dan para sahabat. Sifat kejujurannya pun membawa kepercayaan Abu Bakar untuk menunjuk Abu Ubaidah sebagai penjaga informasi, Baitulmal merupakan kumpulan harta dari umat Islam yang disimpan dalam sebuah lembaga Ubaidah juga kerap kali diminta Rasulullah untuk memimpin pasukan muslim. Bahkan ia pernah dilantik oleh Rasulullah SAW untuk memimpin pasukan perang sebanyak 300 orang ke tepi Laut dari buku Abu Ubaidah Penakluk Parsi karya Abdul Latip Talib, dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW pernah membicarakan kelebihan Abu Ubaidah sebagai seseorang yang amanah. Hadist tersebut berbunyi"Setiap umat ada penjaga amanahnya dan penjaga amanah bagi umatku adalah Abu Ubaidah bin Jarrah. "Diriwayatkan dari Malik Ya'qub bin Sufyan Al-Fawasi dan Nasa'i dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata"Mereka berkata, 'Utuslah bersama kami seorang laki-laki terpercaya, sangat terpercaya.'Para sahabat yang mendengar hal itu berharap mendapat kehormatan untuk disebut namaya, lalu Rasulullah SAW berkata'Bangunlah hai Abu Ubaidah bin Jarrah!'Abu Ubaidah pun bangun dan mendengar Rasulullah berkata"Ini adalah kepercayaan umat ini."Sebagai seorang yang dipercaya dan mampu menjaga amanah, Abu Ubaidah pernah diuji oleh Allah SWT dalam Perang Badar. Dikisahkan dari buku The Great Sahaba, saat itu Abu Ubaidah berda dalam barisan terdepan untuk membela pun berani menyusup di antara barisan para musuh dan berhasil mengalahkan mereka. Hingga suatu ketika, Allah membuatnya harus berhadapan dengan ayah kandungnya, Abdullah bin Jarrah, yang saat itu masih dalam keadaan kafir dan menolak untuk memeluk Abu Ubaidah sudah berusaha sebisa mungkin untuk menghindari ayahnya. Namun, sang ayah terus mengejarnya meskipun berkali-kali ia lari dari hadapan pertarungan pun tidak terelakkan dan Abu Ubaidah pun memenangkan pertarungan dengan ayahnya tersebut. Ia pun merasa sedih saat itu, namun rasa sedihnya lebih disebabkan oleh keadaan kafir sang ayah di akhir di atas tersebut membuatnya menjadi orang kepercayaan dan orang yang dicintai Rasulullah. Kecintaan Rasulullah SAW pada Abu Ubaidah pun termaktub dalam kisah yang diriwayatkan dari seorang panglima perang, Amr bin al-Ash, ia berkata"Rasulullah SAW pernah ditanya, 'Siapakah orang yang lebih engkau cintai?' dijawab dengan Rasulullah, 'Aisyah.'Kemudian ditanyakan lagi siapa yang dicintai Rasulullah dari golongan laki-laki hingga dijawab, 'Abu Bakar.'Lalu, ditanyakan lagi, 'Kemudian siapa?' Beliau pun menjawab,'Abu Ubaidah bin al-Jarrah.'"Tidak mudah memang menjaga amanah dan kepercayaan seseorang, namun Abu Ubaidah bin Jarrah membuktikannya. Semoga detikers yang membaca ini bisa menjadi salah satu orang yang dipercaya juga, ya! Simak Video "Jaga Kearifan Lokal, Masjid Al-Hikmah Dibangun dengan Nuansa Khas Bali" [GambasVideo 20detik] nwy/nwy
Masingmasing dipimpin oleh Khalid bin Walid, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Ubada, serta Abu Ubaidah bin Jarrah. Mereka bersiap memasuki Mekah dari arah yang berbeda. Sa’ad bin Ubada sempat berbuat keliru. Ketika memasuki Mekah, Sa’ad berteriak: ”Hari ini adalah hari perang. Hari di-bolehkannya segala yang terlarang.”
\n \n\n\n abu ubaidah bin jarrah gugur pada waktu pembebasan kota
Dalampada itu Abu Ubaidah bin al-Jarrah dan Khalid bin al-Walid mendapat kemenangan di Syam, dapat memukul mundur Heraklius penguasa Rumawi, sampai akhirnya ia lari kembali ke ibu kota Sesungguhnyapenyokong-penyokong (agama) Allah itu ialah orang-orang yang berjaya.” (surah al-Mujadilah ayat 22) Ketika Abu Ubaidah di medan perang Uhud, beliau adalah salah seorang sahabat yang melindungi Rasulullah sallallahualaihi wasallam. Mereka mempertahankan Nabi seolah-oleh dada dan tubuh mereka tembok yang menghalang panah dan tombak. Dalamhal perang, Rasulullah sebagai seorang khalifah, tentunya mempunyai pengaruh besar. Semasa hidupnya, Rasulullah saw. mengikuti peperangan sampai 27 kali perang. Dalam tulisan ini, hanya ingin menjelaskan beberapa dari sekian banyak perang yang diikuti oleh Rasulullah saw. 1. Perang Badar (17 Ramadhan Tahun 2 Hijriyah) Perang Badar terjadi

Beliauketika pembebasan kota mekkah (fat-hu Makkah) pernah dalam sholat berjamaah shubuh mendengar Nabi saw membaca surat Al-Mukminin (lihat Muslim). Islam, berkat usaha beliau dengan kawan-kawannya di bawah pimpinan panglima-panglima yang terkenal semisal Abu 'Ubaidah (Amir bin Jarrah, Khalid bin Walid, dll). Dalam masa khalifah Ali bin

KholifahUmar bin Abdul Aziz meninggal dunia di Dir Sim’an, sebuah kota di wilayah Hism pada 20 atau 25 Rajab 101 Hijriyah dalam usia 36 tahun 6 bulan. Manurut beberapa riwayat, Umar bin Abdul Aziz meninggal karena diracuni oleh internal oknum keluarga bani U mayyah. ilvLCH.
  • 50y7nucfcd.pages.dev/881
  • 50y7nucfcd.pages.dev/79
  • 50y7nucfcd.pages.dev/934
  • 50y7nucfcd.pages.dev/716
  • 50y7nucfcd.pages.dev/116
  • 50y7nucfcd.pages.dev/492
  • 50y7nucfcd.pages.dev/253
  • 50y7nucfcd.pages.dev/895
  • 50y7nucfcd.pages.dev/829
  • 50y7nucfcd.pages.dev/637
  • 50y7nucfcd.pages.dev/755
  • 50y7nucfcd.pages.dev/601
  • 50y7nucfcd.pages.dev/267
  • 50y7nucfcd.pages.dev/258
  • 50y7nucfcd.pages.dev/672
  • abu ubaidah bin jarrah gugur pada waktu pembebasan kota