Danini hendaknya didoakan, diberkati dan menjadi bagian cara hidup Gereja. Gerakan cinta air, gerakan membuang sampah pada tempatnya, gerakan tanam pohon haruslah menjadi cara gereja dan anggotanya untuk terlibat dalam upaya memelihara lingkungan. · Menata kebiasaan hidup yang lebih akrab lingkungan dan sehat serta berpihak kepada petani:

Kebiasaan membuang sampah sembarangan ini jika dibiarkan akan menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan yang berbahaya bagi masyarakat Indonesia. Perlu ada solusi untuk mengatasi masalah ini. Agar bahaya sampah tidak berhenti pada buku teks pelajaran, guru sebagai pengelola pembelajaran harus mampu mengemas pembelajaran agar anak-anak sebagai generasi masa depan bangsa Indonesia mempunyai kompetensi yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Penelitian ini dilakukan di kelas 3 SDN 1 Serang. Penggunaan teknik Hypnoteaching dalam mendongeng memengarungi tingkat kesadaran pada siswa. Penyampaian dongeng dengan menggunakan media yang bervariasi juga dapat memengaruhi daya tangkap siswa dalam memahami dongeng tersebut. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa 1 pada prasiklus dari 26 siswa hanya 19,23% siswa yang membuang sampah pada tempatnya. Artinya hanya 5 siswa yang membuang sampah dengan benar; 2 pada siklus pertama 61,54% siswa sudah membuang sampah pada tempat sampah, artinya 16 siswa membuang sampah pada tempatnya; 3 pada siklus kedua 92,31% siswa sudah membuang sampah pada tempatnya, sedangkan 7,69% atau 2 siswa yang masih membuang sampah sembarangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan hypnoteaching dengan metode mendongeng mampu meningkatan kesadaran siswa dalam membuang sampah pada tempatnya sebesar. This habit of littering if left unchecked will cause health and environmental problems that are harmful to the people of Indonesia. There needs to be a solution to solve this problem. In order not to stop the garbage hazard on textbooks, teachers as learning managers should be able to package the learning so that children as future generations of the Indonesian nation have competencies that match what is expected. This research was conducted in grade 3 SDN 1 Serang. The use of Hypnoteaching techniques in storytelling underlines the level of awareness among students. Submission of fairy tales by using varied media can also affect the ability of students to understand the fairy tale. The results showed that 1 in precycle of 26 students only of students dumped the garbage in its place. This means that only 5 students throw garbage properly; 2 in the first cycle of the students have already dumped the garbage in the trash, meaning that 16 students throw the garbage in its place; 3 in the second cycle 92,31% of students already throw garbage in place, whereas 7,69% or 2 students still throw garbage carelessly. Thus it can be concluded that through hypnoteaching approach with storytelling method can increase the awareness of students in disposing of waste in its place of equal. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 88 DOI PENINGKATAN KESADARAN MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA MELALUI PENDEKATAN HYPNOTEACHING Mohamad Ali Zahidin, Hikmah Uswatun Ummi,, Nina Nurfiana, dan Emah Khuzaemah IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Indonesia hikmahuu Abstrak Kebiasaan membuang sampah sembarangan ini jika dibiarkan akan menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan yang berbahaya bagi masyarakat Indonesia. Perlu ada solusi untuk mengatasi masalah ini. Agar bahaya sampah tidak berhenti pada buku teks pelajaran, guru sebagai pengelola pembelajaran harus mampu mengemas pembelajaran agar anak-anak sebagai generasi masa depan bangsa Indonesia mempunyai kompetensi yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Penelitian ini dilakukan di kelas 3 SDN 1 Serang. Penggunaan teknik Hypnoteaching dalam mendongeng memengarungi tingkat kesadaran pada siswa. Penyampaian dongeng dengan menggunakan media yang bervariasi juga dapat memengaruhi daya tangkap siswa dalam memahami dongeng tersebut. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa 1 pada prasiklus dari 26 siswa hanya 19,23% siswa yang membuang sampah pada tempatnya. Artinya hanya 5 siswa yang membuang sampah dengan benar; 2 pada siklus pertama 61,54% siswa sudah membuang sampah pada tempat sampah, artinya 16 siswa membuang sampah pada tempatnya; 3 pada siklus kedua 92,31% siswa sudah membuang sampah pada tempatnya, sedangkan 7,69% atau 2 siswa yang masih membuang sampah sembarangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan hypnoteaching dengan metode mendongeng mampu meningkatan kesadaran siswa dalam membuang sampah pada tempatnya sebesar. Kata kunci dongeng, foklor, hypnoteaching, kepedulian sosial, lingkungan Abstract This habit of littering if left unchecked will cause health and environmental problems that are harmful to the people of Indonesia. There needs to be a solution to solve this problem. In order not to stop the garbage hazard on textbooks, teachers as learning managers should be able to package the learning so that children as future generations of the Indonesian nation have competencies that match what is expected. This research was conducted in grade 3 SDN 1 Serang. The use of Hypnoteaching techniques in storytelling underlines the level of awareness among students. Submission of fairy tales by using varied media can also affect the ability of students to understand the fairy tale. The results showed that 1 in precycle of 26 students only of students dumped the garbage in its place. This means that only 5 students throw garbage properly; 2 in the first cycle of the students have already dumped the garbage in the trash, meaning that 16 students throw the garbage in its place; 3 in the second cycle 92,31% of students already throw garbage in place, whereas 7,69% or 2 students still throw garbage carelessly. Thus it can be concluded that through hypnoteaching approach with storytelling method can increase the awareness of students in disposing of waste in its place of equal. Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 89 DOI Keywords the tale, folklore, hypnoteaching, social awareness, environment A. Pendahuluan Masalah sampah merupakan masalah rumit yang hampir tidak pernah terselesaikan dari masa ke masa pemerintahan di Indonesia. Pada kenyataanya, jumlah anggaran khusus yang digelontorkan pemerintah belum mampu mengentaskan masalah sampah yang sudah menjadi pekerjaan rumah dari masa pemerintahan sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari fakta bahwa Indonesia menempati urutan kedua di dunia terbanyak membuang sampah plastik di lautan Tuwo, 2017. Cerminan tersebut dapat dipahami dengan mengamati perilaku masyarakat Indonesia yang menjadikan membuang sampah sembarangan menjadi sebuah kebiasaan. Seperti di wilayah Kupang, warga membuang sampah di tepi jalanan sudah menjadi hal lumrah bagi masyarakat Jalan Herman Johannes, Kupang, Nusa Tenggara Timur Setiawan, 2017. Sementara itu, Sungai Ciliwung dipenuhi sampah plastik, styrofoam, dan sampah lainnya akibat kurangnya kesadaran warga untuk membuang sampah pada tempatnya Fauzy, 2017. Kabupaten Cirebon yang menjadi lokasi peneliti pun tidak luput dari masalah sampah tepatnya di Desa Tengah Tani, Sungai Cipager dipenuhi sampah kembali padahal sejak dua minggu yang lalu telah dibersihkan Den, 2017. Berikut ini kasus mengenai sampah di Kabupaten Cirebon dan sekitarnya. 1 Warga memprotes Bupati Cirebon karena masalah sampah tak kunjung beres 2016. 2 Sampah menumpuk di Jalan Kesambi Kota Cirebon Aryani, 2016. 3 Sampah di Sungai Kriyan, Lemahwungkuk Kota Cirebon, yang menyebabkan Erosi diangkut Mik, 2017. 4 Empat buah Tempat Pembuangan Sampah TPS di Kota Cirebon tidak berfungsi karena warga membuang sampah sembarangan Nirwan, 2017. 5 Tepi jalan di gerbang masuk Kota Cirebon di Kecamatan Sukapura dipenuhi sampah Nirwan, 2017 Kebiasaan membuang sampah sembarangan ini jika dibiarkan akan menimbulkan masalah kesehatan dan lingkungan yang berbahaya bagi masyarakat Indonesia. Perlu ada solusi untuk mengatasi masalah ini. Tindakan preventif dan kuratif perlu dilaksanakan. Saat ini, tindakan kuratif telah dilaksanakan di berbagai daerah. Contohnya, di kawasan Bundaran Hotel Indonesia pada saat Car Free Day penduduk yang membuang sampah sembarangan diberi hukuman berupa dipermalukan dengan diberikan kalung tulisan saya tidak akan membuang sampah sembarangan. Tetapi, Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 90 DOI tindakan kuratif saja tidak cukup untuk mengatasi masalah. Oleh karena itu diperlukan tindakan preventif. Pada kenyataannya, jiwa sosial dan kepedulian lingkungan pada jati diri siswa sebagai generasi bangsa Indonesia di masa mendatang hanya terdapat pada sebuah tekstual buku-buku pelajaran. Maka upaya untuk menginternalisasikan budaya malu membuang sampah sembarangan kepada peserta didik terutama anak-anak siswa sekolah dasar perlu segera diterapkan. Internalisasi budaya membuang sampah pada tempatnya kepada anak-anak menjadi jawaban atas tantangan bonus demografi Indonesia pada tahun 2020. Artinya, jika generasi muda tidak sadar dan tidak peduli lingkungan sekitar, jumlah sampah yang dihasilkan oleh seluruh penduduk Indonesia setiap tahunnya hanya akan menjadi sumber masalah bagi pembangunan Indonesia. Agar bahaya sampah tidak berhenti pada buku teks pelajaran, guru sebagai pengelola pembelajaran harus mampu mengemas pembelajaran agar anak-anak sebagai peserta didik dan generasi masa depan bangsa Indonesia mempunyai kompetensi yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Penggunaan metode yang menarik dalam pembelajaran merupakan salah satu cara agar siswa terangsang dan antusias dalam belajar. Metode mendongeng merupakan salah satu metode yang menarik untuk menginternalisasikan nilai-nilai moral tanpa harus membuat siswa merasa terpaksa. Metode mendongeng yang disajikan dengan menggunakan media visual gambar dan boneka membuat anak-anak tergugah untuk menyimak. Dongeng sebagai metode yang tepat untuk anak-anak dengan pendekatan hypnoteaching diharapkan mampu meningkatkan kesadaran membuang sampah pada tempatnya dan menghargai lingkungan sekitar. Lebih jauh lagi, dengan meningkatnya kesadaran membuang sampah, diharapkan metode mendongeng dengan pendekatan hypnoteaching mampu mengatasi problematika sampah di Indonesia. Pengakuan wali kelas 3 SDN 1 Serang, Ibu Suryanti, tentang sulitnya meningkatkan kesadaran siswa-siswanya dalam membuang sampah sehingga membuat lingkungan sekolahnya kotor membuat peneliti tertarik melakukan penelitian di kelas 3 SDN 1 Serang. Sebelum melakukan penelitian, Peneliti melakukan proses prasiklus. Hasil prasiklus menunjukkan bahwa hanya 5 dari 26 siswa atau 19,23% siswa kelas 3 SDN 1 Serang yang sudah membuang sampah pada tempatnya sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut. Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 91 DOI B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan teknik pengembangan deduktif. Metode deskriptif analitis merupakan studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi tepat menggambarkan secara akurat beberapa fenomena kelompok atau fenomena individu, menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk menimbulkan bias dan memaksimalkan reabilitasnya Imawati, 20143. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi. Data diolah secara manual kemudian dideskripsikan. Analisisnya dikerjakan berdasarkan data yang dapat dikumpulkan setelah semuanya selesai. Berdasarkan dari penelitian di atas deskriptif analitis lebih lebih bersifat mencari sebab-akibat terjadinya permasalahan dengan menggunakan metode 5W+1H, yaitu what apa, who siapa, where dimana, when kapan, why mengapa, dan how bagaimana. Penelitian ini dilakukan di kelas 3 SDN 1 Serang Tahun Ajaran 2017-2018. Penelitian ini melibatkan seluruh siswa kelas 3 yang berjumlah 26 siswa dan peneliti sebanyak tiga orang. Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi. Penelitian ini mengacu pada Lewin Sukmadinata, 2007145 yang menggambarkan penelitian tindakan sebagai suatu proses siklikal spiral, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Menurut Depdikbud, hubungan keempat komponen ini dipandang sebagai satu siklus Zuliana, 201011. Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 92 DOI Gambar 1 Deskripsi Pelaksaan Siklus C. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan guru di dalam kelas yang bersifat praktis guna untuk mengetahui dan memperbaiki kekurangan-kekurangan pada saat proses pembelajaran dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Siklus I. Adapun tahapan perencanaan Siklus I yang telah dilakukan peneliti yaitu menyusun skenario pembelajaran, membuat naskah dongeng, dan merencanakan media yang akan digunakan untuk mendongeng. Naskah dongeng yang disusun berjudul Sampah yang Berbicara. Dongeng ini menceritakan nasib sampah yang dibuang sembarangan dan nasib sampah lain yang didaur ulang. Peneliti menggunakan media gambar-gambar sampah sebagai tokoh dalam dongeng. Penelitian pada siklus pertama dilakukan pada Rabu, 30 Agustus 2017. Jumlah siswa yang hadir saat itu 26 siswa. Artinya semua siswa kelas 3 SDN 1 Serang hadir. Adapun tahap pelaksanaan pada siklus I yaitu 1 melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran; 2 mengenalkan bahwa sampah dapat didaur ulang dan bahwa sampah yang dibuang sembarangan akan berdampak buruk bagi lingkungan melalui metode mendongeng denngan pendekatan hypnoteaching. Pendekatan hypnoteaching yang digunakan melalui upaya menciptakan Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 93 DOI atmosfer kebahagiaan, mengkondisikan siswa pada zona alpha, sentuhan emosi, dan melakukan pengulangan terhadap lagu yang ada dalam sebuah dongeng; 3 meminta siswa untuk menjawab sebuah teka-teki mengenai kedaran akan membuang sampah; 4 sebelum pulang, Peneliti 1 memberikan makanan ringan sebagai bentuk apresiasi karena siswa telah mengikuti pembelajaran dengan baik. Kemudian siswa diminta untuk memakan makan ringan tersebut secara bersama-sama; dan 5 melakukan pengamatan terhadap aktivitas membuang sampah bekas makanan ringan tersebut. Selama pelaksanaan siklus 1, dilakukan pengamatan terhadap respon siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, bagaimana kemampuan siswa dalam mengutarakan amat yang terkandung dalam dongeng tersebut, serta aktivitas siswa dalam membuang sampah bekas makanan ringan setelah proses pembelajaran berlangsung. Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus I ini dilakukan, peneliti menganalisis hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada proses pembelajaran berlangsung sebagian siswa antusias ketika memperhatikan dongeng yang sedang diceritakan. Gambar sebagai media mendongeng pada siklus pertama menambah rasa penasaran dan menarik perhatian sebagian siswa. Ada hal menarik yang terjadi yaitu tindakan siswa laki-laki yang tanpa disuruh menyapu ruang kelas dan halaman depan kelasnya. Hasil penelitian yang dilakukan bahwa dari 26 siswa pada siklus 1 ini terdapat 61,54% siswa atau 16 siswa yang membuang sampah pada tempatnya dan 38,46% siswa atau 10 siswa kelas 3 di SDN 1 Serang masih membuang sampah sembarang. Berdasarkan hasil pengamatan, tingkat kesadaran siswa dalam membuang sampah masih rendah. Lebih dari 1/3 siswa yakni 38,46% siswa atau 10 siswa masih membuang sampah sembarangan. Penetili mencoba untuk membuat naskah yang lebih berkesan dengan menyantumkan sebuah nyanyian dalam dongeng untuk memudahkan siswa dalam menangkap dan mudah diingat, serta menggunakan media yang berbeda. Siklus II. Adapun Tahapan perencanaan Siklus II yang telah dilakukan peneliti yaitu menyusun skenario pembelajaran, membuat naskah dongeng, merencanakan media yang akan digunakan untuk mendongeng, dan membuat permainan teka-teki silang. Naskah dongeng yang disusun berjudul Dua Tempat Sampah. Dongeng ini menceritakan kebingungan seorang tokoh saat hendak membuang sampah, sebab tempat sampah yang berada di tempat umum taman terdapat dua tempat sampah. Peneliti Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 94 DOI menggunakan media boneka untuk memerankan tokoh dalam dongeng. Media boneka diharapkan lebih menarik perhatian siswa kelas 3 SDN 1 Serang. Penelitian pada siklus pertama dilakukan pada Kamis, 31 Agustus 2017. Jumlah siswa yang hadir saat itu 26 siswa. Artinya semua siswa kelas 3 SDN 1 Serang hadir. Adapun tahap pelaksanaan pada siklus II yaitu 1 melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran; 2 mengenalkan bahwa sampah tempat sampah yang baik yaitu terdapat dua tempat sampah yang berbeda yaitu organik dan anorganik sehingga siswa tidak salah memasukkan sampah yang sesuai dengan tempatnya melalui metode mendongeng dengan pendekatan hypnoteaching. Pendekatan hypnoteaching yang digunakan melalui upaya menciptakan atmosfer kebahagiaan, mengkondisikan siswa pada zona alpha, dan sentuhan emosi. Media boneka digunakan agar lebih menarik perhatian siswa; 3 meminta siswa untuk menjawab teka-teki silang secara berkelompok mengenai dongeng tersebut; 4 sebelum pulang, siswa diberi makanan ringan sebagai bentuk apresiasi karena siswa telah mengikuti pembelajaran dengan baik. Kemudian siswa diminta untuk memakan makan ringan tersebut secara bersama-sama dengan kelompok masing-masing; dan 5 melakukan pengamatan terhadap aktivitas membuang sampah bekas makanan ringan tersebut. Selama pelaksanaan siklus II penelitian ini, Peneliti 3 melakukan pengamatan terhadap respon siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, bagaimana kemampuan siswa dalam menjawab teka-teki silang mengenai dongeng, serta aktivitas siswa dalam membuang sampah bekas makanan ringan setelah proses pembelajaran berlangsung. Penggunaan boneka pada siklus ini menguatkan visualisasi dan menarik minat serta antusiasme siswa untuk mendengarkan dongeng secara keseluruhan. Pada setiap proses mendongeng, siswa diberikan sugesti positif berupa kalimat motivasi dan kalimat yang membangun internalisasi nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan dan sampah-sampah yang berserakan. Karakter atau tokoh dongeng yang menghargai lingkungan membuat siswa menjadi menyadari bahaya akibat membuang sampah sembarangan. Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus II ini dilakukan, dilakukan analisis hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil penelitian yang dilakukan bahwa dari 92,31% siswa atau 24 siswa sudah membuang sampah pada tempatnya, sedangkan 7,69% atau 2 siswa yang masih membuang sampah sembarangan. Peningkatan yang secara signifikan tersebut terjadi karena siswa memasuki zona alpha pada saat proses Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 95 DOI mendongeng berlangsung. Pada saat itu juga proses internalisasi karakter menghargai lingkungan sekitar dan kesadaran membuang sampah pada tempatnya secara alami masuk kedalam pikiran alam bawah sadar siswa melalui sugesti yang diberikan dalam dongeng sehingga sugesti tersebut melahirkan sebuah tindakan yang menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang terbentuk itu pula yang melatar belakangi siswa malu ketika membuang samlah sembarangan dan sebaliknya siswa merasa bangga dengan membuang sampah pada tempatnya. Berdasarkan hasil pengamatan, tingkat kesadaran siswa dalam membuang sampah meningkat 30,77% pada saat peneliti menyampaikan dongeng dengan pengulangan lagu dan siswa pun langsung mengingatnya. Sehingga penelitian ini dianggap berhasil. Kesadaran berarti keinsafan; keadaan mengerti hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang, sikap, dan tingkah laku yang mendukung pengembangan lingkungan. Lingkungan adalah daerah kawasan dan sebagainya yang termasuk di dalamnya; bagian wilayah di kelurahan yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan pemerintahan desa; golongan; kalangan semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia atau hewan. Kesadaran lingkungan sendiri merupakan pengertian mendalam pada orang seorang atau sekelompok orang yang terwujud dalam pemikiran. Kesadaran lingkungan merupakan usaha melibatkan setiap warga negara dalam menumbuh dan membina kesadaran utuk melestarikan lingkungan berdasarkan, tata nilai dari pada lingkungan itu sendiri dengan filsafat hidup secara dalam dengan alam lingkungannya. Kesadaran lingkungan adalah upaya untuk menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya tahu tentang sampah, pencemaran, penghijauan, dan perlindungan satwa langka, tetapi lebih dari itu semua, membangkitkan kesadaran lingkungan masyarakat Indonesia khususnya pemuda masa kini agar mencintai tanah air. Seseorang yang sadar akan kebersihan lingkungan akan senantiasa lebih peduli baik dari segi pemikiran, sikap, dan tingkah laku yang mengarah pada lingkungan dan dirinya sendiri. Hypnoteaching berasal dari dua disiplin ilmu yakni hipnotis yang memiliki pengertian proses mengkondisikan seseorang masuk kedalam alam bawah sadar dan teaching yang berarti pengajaran. Dengan kata lain, Hypnoteaching merupakan harmonisasi pengajaran yang melibatkan pikiran sadar dan pikiran alam bawah sadar. Kehidupan setiap orang dipengaruhi oleh dua macam pikiran yakni pikiran sadar conscious mind dan pikiran bawah sadar subconscious mind. Melalui kedua macam Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 96 DOI pikiran tersebut dihasilkan bentuk tindakan setiap orang. Secara umum kondisi hipnosis dapat digolongkan menjadi dua, yakni hipnosis sederhana light hypnosis dan hipnosis dalam deep hypnosis. Seorang guru yang mampu menembus critical area peserta didik dalam menyampaikan pelajaran akan memudahkan siswa untuk mengingat kembali pelajaran tersebut pada saat ujian. Hal tersebut terjadi karena pada saat pembelajaran siswa akan merekam isi materi menjadi ingatan jangka pendek. Keterampilan seorang guru yang mampu menembus critical area pada saat berlangsungnya materi disampaikan menjadikan ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang. Untuk menembus critical area peserta didik seorang guru dapat melakukan lima upaya 1 melakukan pengulangan, 2 menciptakan atmosfer kebahagiaan, 3 mengkondisikan siswa pada zona alfa, 4 pembawaan, dan 5 sentuhan emosi. Dongeng merupakan cerita yang tidak benar-benar terjadi dan terkadang tidak masuk akal atau cerita fantasi yang aneh secara logika serta memiliki ketidakjelasan latar. Biasanya, sebagai keterangan waktu dongeng hanya mencantumkan frasa pada zaman dahulu. Begitupun dengan keterangan tempat, dongeng hanya memunculkan frasa di negeri antah berantah atau di suatu tempat nan jauh di sana atau di suatu tempat di pinggir hutan. Ketidakjelasan ini memberi kebebasan bagi anak untuk mengembangkan imajinasinya. Dongeng terbagi dua, yaitu dongeng klasik dan dongeng modern. Dongeng klasik muncul sejak zaman dahulu kemudian dilestarikan melalui tradisi lisan. Asal muasal dongeng klasik tidak diketahui. Setiap dongeng memiliki tujuan tertentu. Nilai-nilai moral dan nilai-nilai tradisional membuat dongeng klasik memiliki kekhasan tersendiri. Dongeng modern merupakan dongeng yang sengaja dibuat untuk dibaca orang lain. Dongeng modern dapat dikategorikan sebagai cerita fantasi. Berbeda dengan dongeng klasik yang anonim, pengarang dongeng umumnya mencantumkan namanya. Dongeng tentang tokoh yang melakukan kebajikan dan memberikan pengaruh bagi dunia akan membuat anak yakin bahwa dirinya juga dapat melakukan kebajikan dan dapat memberikan pengaruh bagi dunia. Tanpa sadar, anak akan belajar pada tingkah laku tokoh yang dapat dijadikan panutan olehnya sehingga diperoleh nilai-nilai moral yang dipegang anak sampai dewasa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan hypnoteaching dengan metode mendongeng, efektif untuk Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 97 DOI meningkatan kesadaran siswa dalam membuang sampah pada tempatnya. masih membuang sampah sembarang. D. Simpulan Hasil pengamatan menunjukkan 1 pada prasiklus dari 26 siswa hanya 19,23% siswa yang membuang sampah pada tempatnya. Artinya hanya 5 siswa yang membuang sampah dengan benar; 2 pada siklus pertama 61,54% siswa sudah membuang sampah pada tempat sampah, artinya 16 siswa membuang sampah pada tempatnya; 3 pada siklus kedua 92,31% siswa sudah membuang sampah pada tempatnya, sedangkan 7,69% atau 2 siswa yang masih membuang sampah sembarangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan hypnoteaching dan metode mendongeng mampu meningkatan kesadaran siswa dalam membuang sampah pada tempatnya sebesar. Daftar Pustaka Aryani, Ani Nunung. 2016. “Hiiiyy... Kota Cirebon jadi Lautan Sampah” pada Pikiran Rakyat diakses 9 Desember 2016. Fauzy, Naufal. 2017. Mirisnya Hulu Sungai Ciliwung, Masih Banyak Warga yang Buang Sampah Sembarangan 25 Juli 2017. Diakses di Imawati, S. 2014. Perkembangan Tambang Manga'an di Dusun Curah Wungkal Kecamatan Silo Studi Konflik Pertambangan di Desa Pace Kabupaten Jember Tahun 2008-2009. Nirwan, Fazri. 2017. “Duh, Warga Luar Kota Cirebon Disambut dengan Tumpukan Sampah” pada Radar Cirebon diakses 26 Juli 2017. ______, Fazri. 2017. “Warga Masih Buang Sampah Sembarangan, 4 TPS Tak Berfungsi” pada Radar Cirebon diakses 26 Juli 2017. Setiawan, Banny. 2017. Warga Masih Membuang Sampah Sembarangan 31 Agustus 2017. Diakses di Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung Remaja Rosdakarya. Tuwo, Andreas Gerry. 2017. “RI Penghasil Limbah Laut Terbesar Nomor 2 di Dunia” pada Liputan 6 diakses 2 April 2017. Journal Indonesian Language Education and Literature Vol. 3, No. 1, Desember 2017 98 DOI Zuliana, E. 2010. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Peserta Didik Kelas VIII B MTsN Kudus Melalui Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Berbantuan Kartu Masalah Kubus dan Balok. Refleksi Edukatika, 11, 17-33. ... Kesadaran merupakan sebuah keinsafan yang juga diartikan sebagai pengertian yang dirasakan oleh sesorang dimana sikap dan tingkah laku juga tergolong di dalamnya. Bentuk kesadaran lingkungan sendiri adalah pengertian yang didapati oleh seseorang atau sekelompok orang dari dalam pemikiran dan diwujudkan melalui usaha yakni dengan melibatkan masyarakat untuk bersama-sama berpatisipasi dan memberi edukasi kepada masyarakat dalam membina kesadaran pentingnya menjaga kelestarian lingkungan Nurcahyo & Ernawati, 2019;Sriagustini & Nurajizah, 2022;Zahidin et al., 2017. Kegiatan memungut sampah dibagi menjadi dua yakni yang membersihkan sampah di darat dan membersihkan sampah di sungai. ...Thalita Rifda KhaeraniMarlianti BulkisSungai Karang Mumus merupakan salah satu sungai di Kota Samarinda yang mengalami pencemaran yang diakibatkan oleh banyak faktor yaitu perilaku masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai juga faktor iklim pasang surut yang mengakibatkan adanya sampah kiriman. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menggalakan kegiatan memungut sampah bersama Kelompok Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus GMSS-SKM. Metode pendekatan yang dilakukan yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara dengan informan tentang asal mula komunitas didirikan dan bagaimana bentuk pengelolaan lingkungan yang dilakukan di Sungai Karang Mumus. Kegiatan ini menyasar mahasiswa dan alumni sebagai bagian dari civitas akademika sekaligus masyarakat setempat. Kegiatan ini menghasilkan luaran berupa terbentuknya kepedulian lingkungan dan juga meningkatkan edukasi masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian mahasiswa dan alumni sebagai bagian dari civitas akademika dan masyarakat sekitar Sungai Karang Mumus. Eka ZulianaBefore classroom action research was done, mathematical communication ability of the students at VIII B MTs N Kudus is not quite sufficient. This condition was caused by some factors, they are the learning model was still convensional, where the teacher explained the definition or theorem orally so that the learning process at class was very bored, then the teacher gave an example and after that teacher gave some questions as exercises, the teacher also do not pay attention to mathematical communication ability so that students were affraid to ask and can not explain their idea, the students just memorize and remember their knowledge without learning experience. Based on this condition, classroom action research is done. JIGSAW model by using Kartu Masalah Kartu Masalah ~ Problem Card is a cooperative learning model consists of 4-5 students, every member of domain group has responsibility to solve the problem given through Kartu Masalah ~ Problem Card. The member of group who have same problems meet into a new group which called expert group then discuss the problem. From expert group the member of group come back to their domain group and explain the solution to another member. After that they must explain and present their solution in front of the class. in the last step the teacher give a quiz and give award. This research was conducting in two cycles with taking some data through observation and tes. The average of mathematical communication ability test score was increased in every cycle, from the first cycle got 82,68 then was increased into 87,03 at second cycle. The average of mathematical communication activity score was increased from 2,13 in the first cycle to 3,20 at second cycle. And the average of learning management process score was increased from 2,92 to 3,24. Based on the result could be concluded that JIGSAW model by using Kartu Masalah ~ Problem Card could improve the student mathematical communication ability of VIII B MTs N Kudus. Keyword cooperative learning model type JIGSAW, kartu masalah ~ problem card, mathematical communication ability. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal sekolah adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Begitu juga dalam pembelajaran matematika. Sebuah laporan dalam studi TIMSS Trends in International Mathematics and Science Study tahun 2007 menyatakan bahwa rata-rata skor matematika peserta didik tingkat 8 di Indonesia berada di bawah rata-rata skor internasional dan berada pada ranking 36 dari 48 negara. Relevan dengan pernyataan tersebut Program for International Student Assesment PISA tahun 2006 menyatakan bahwa kemampuan * Dosen S1 PGSD UMKHasil pengamatan menunjukkan 1 pada prasiklus dari 26 siswa hanya 19D SimpulanD. Simpulan Hasil pengamatan menunjukkan 1 pada prasiklus dari 26 siswa hanya 19,23%Perkembangan Tambang Manga'an di Dusun Curah Wungkal Kecamatan Silo Studi Konflik Pertambangan di Desa Pace Kabupaten Jember TahunS ImawatiImawati, S. 2014. Perkembangan Tambang Manga'an di Dusun Curah Wungkal Kecamatan Silo Studi Konflik Pertambangan di Desa Pace Kabupaten Jember Tahun Warga Luar Kota Cirebon Disambut dengan Tumpukan Sampah" pada Radar Cirebon diakses 26 JuliFazri NirwanNirwan, Fazri. 2017. "Duh, Warga Luar Kota Cirebon Disambut dengan Tumpukan Sampah" pada Radar Cirebon diakses 26 Juli Penelitian Pendidikan. Bandung Remaja RosdakaryaNana SukmadinataSyaodihSukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung Remaja Penghasil Limbah Laut Terbesar Nomor 2 di Dunia" pada Liputan 6 diakses 2Andreas TuwoGerryTuwo, Andreas Gerry. 2017. "RI Penghasil Limbah Laut Terbesar Nomor 2 di Dunia" pada Liputan 6 diakses 2 April 2017.
AmiliaAgustin (lahir 20 April 1996) adalah seorang murid SMA Negeri 11 Bandung yang mendapat penghargaan Satu Indonesia 2010 karena kontribusinya terhadap sanitasi di Kota Bandung.. Inisiatif Latar belakang. Pada awalnya, ia gelisah melihat onggokan sampah di lingkungannya. Hingga kemudian Amilia bersama sepuluh orang kawannya terdorong untuk membuat komunitas yang berbasis sekolah yang Durasi Baca 4 - 5 MenitNasihat apa yang paling sering disampaikan kepada anak kecil? Salah satu di antaranya tentu saja anjuran untuk membuang sampah pada tempatnya. Anjuran tersebut bukan hanya berlaku bagi anak-anak, melainkan harus dilakukan oleh seluruh kalangan usia. Anda patut mengenal berbagai manfaat membuang sampah pada tempatnyaagar lebih termotivasi menjadikannya sebagai kebiasaan penting dalam menjalani rutinitas Tri Kartono selaku sosiolog Universitas Sebelas Maret UNS Surakarta menjelaskan bahwa mayoritas masyarakat masih membuang sampah sembarangan karena menganggap sampah sebagai sesuatu yang tidak bernilai. Padahal, ada jenis sampah tertentu yang bisa dikumpulkan dan didaur ulang sehingga nilai pakai dan nilai ekonominya meningkat. Kesadaran tentang pengelolaan sampah dengan cara yang tepat bisa dimulai dengan mengenal manfaat membuang sampah pada Saja Manfaat Membuang Sampah Pada Tempatnya?Mulai sekarang, Anda harus mengenal berbagai manfaat selalu membuang sampah pada tempatnya, yaituMengurangi Risiko Penularan Penyakit sampah organic yang dibuang secara sembarangan rentan dihinggapi serangga dan mikroorganisme bakteri, jamur, dan virus penyebar penyakit. Selanjutnya, serangga dan mikroorganisme tersebut menyebar dari satu tempat ke tempat lain sehingga memicu penularan penyakit secara masif. Alangkah lebih baik jika sampah organik dibuang di tempat tertutup serta lekas didaur ulang supaya tidak meningkatkan risiko penyebaran Kemunculan Bau Tak Sedap Selain memperbesar risiko penularan penyakit, sampah organik yang dibuang sembarangan juga rentan menimbulkan bau tak sedap. Masalah bau tak sedap akibat sampah tentu mengganggu kenyamanan Anda ketika beraktivitas sekaligus mencemari udara di lingkungan Keindahan Lingkungan Manfaat membuang sampah pada tempatnya juga berkaitan erat dengan keindahan lingkungan. Sampah yang dibuang sembarangan akan mengganggu keindahan lingkungan dan menampilkan kesan kumuh. Lingkungan sebagus apa pun pasti tampak kotor dan tidak menarik jika dipenuhi tumpukan Risiko Banjir Membuang sampah sembarangan ke saluran air atau sungai berisiko menyebabkan banjir. Penumpukan sampah menyebabkan saluran air tersumbat dan pendangkalan sungai sehingga sungai tidak mampu menampung debit air yang tinggi saat musim hujan. Penyebab banjir yang satu ini dapat diatasi dengan melakukan proses pembersihan secara menyeluruh untuk mengembalikan fungsi saluran air dan Proses Daur Ulang Sampah Satu lagi manfaat selalu membuang sampah pada tempatnya yaitu memudahkan proses daur ulang sampah. Manfaat ini bisa diperoleh jika Anda terbiasa memilih sampah sesuai jenis sebelum membuangnya. Dengan demikian, setiap jenis sampah sudah terpisah satu sama lain sehingga bisa langsung diangkut menuju tempat pemrosesan daur Belajar Memilah Sampah Berdasarkan Jenisnya Kebiasaan membuang sampah pada tempatnya akan semakin bermanfaat kalau Anda memilah sampah berdasarkan jenisnya. Klasifikasi tempat sampah berdasarkan peruntukannya sesuai jenis sampah adalah sebagai sampah organik warna hijau untuk menampung sampah organik yang bisa mengalami pembusukan, seperti sayuran dan buah-buahan, dedaunan, ranting dan batang pohon, serta sisa makanan yang sudah sampah anorganik warna kuning untuk menampung berbagai jenis sampah anorganik, misalnya kantong plastik dan plastik bekas kemasan makanan dan sampah anorganik berbahaya atau B3 warna merah untuk menampung Bahan Berbahaya dan Beracun B3, misalnya zat kimia, produk pembersih rumah tangga karbol dan detergen, dan produk pembasmi sampah anorganik berbahan kertas warna biru untuk menampung segala jenis sampah sampah residu warna abu-abu untuk menampung jenis sampah residu, seperti popok bayi dan pembalut bekas pakai serta permen membuang sampah pada tempatnya yang dilakukan secara konsisten merupakan awal yang baik untuk mendukung kelestarian lingkungan. Mari rasakan manfaat membuang sampah pada tempatnya dan ajaklah orang-orang terdekat untuk turut menjalani kebiasaan tersebut. MembuangSampah pada Tempatnya. Karena sampah yang menumpuk maka, sungai menjadi dangkal, hujan terus bertambah dan kubik air tak mampu menampung di sungai sehingga terjadilah banjir. Maka dari itu, mulailah mencegah banjir dengan membuang sampah pada tempatnya, bukan di sungai, di got atau disembarang tempat. Membuat Gerakan Hari
Ilustrasi membuang sampah pada tempatnya. Foto iStockLingkungan yang bersih dan sehat merupakan dambaan semua orang. Ada berbagai cara untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, salah satunya adalah membuang sampah pada informasi mengenai manfaat membuang sampah pada tempatnya bisa ditemukan di berbagai sumber. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang mengabaikannya karena belum menyadari pentingnya hal tersebut bagi lingkungan dengan membuang sampah di tempatnya, lingkungan akan bersih dan rapi sehingga nyaman untuk dilihat maupun ditempati. Di samping itu, ada banyak manfaat yang didapatkan jika seseorang membuang sampah pada tempatnya. 1. Terhindar dari PenyakitIlustrasi penyakit diare akibat tidak membuang sampah pada tempatnya. Foto iStockBanyak yang mengatakan sampah adalah sumber penyakit. Faktanya memang demikian. Selain merusak pemandangan, kuman yang terdapat di sampah akan berkembang biak apabila tidak segera jika sampah itu sudah dibiarkan menumpuk sejak lama. Akibatnya, tumpukan sampah tersebut dapat menjadi tempat berkembangbiaknya hewan penyebar penyakit, seperti nyamuk, kecoak, lalat, dan untuk menghindarinya, buanglah sampah pada tempatnya. Kebiasaan ini dapat dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu lingkungan rumah yang kemudian dibawa ke lingkungan umum seperti sekolah, tempat kerja, dan Memudahkan Daur Ulang SampahMembuang sampah pada tempatnya dapat memudahkan pengelolaan sampah sehingga juga dapat didaur ulang. Terlebih jika sampah dibuang berdasarkan jenisnya, yaitu sampah organik, sampah kertas, sampah nondaur ulang, dan sampah daur demikian, sampah yang dapat didaur ulang bisa berubah menjadi barang bernilai atau bermanfaat. Bahkan, mengutip dari hasil daur ulang itu dapat meningkatkan ekonomi karena bisa mendatangkan keuntungan dengan dijual Mencegah BanjirIlustrasi banjir. Foto The DrivenDikutip dari salah satu penyebab banjir di berbagai wilayah Indonesia adalah karena banyaknya sampah yang berserakan. Sampah yang dibuang sembarangan itu menutupi saluran-saluran air sehingga menjadi mampet. Akibatnya, air hujan tidak bisa mengalir hingga meluap ke tempat Mencegah Bau Tidak SedapTumpukan sampah, terlebih sampah organik yang dibiarkan begitu saja, akan mengeluarkan bau tidak sedap. Hal itu tentunya sangat mengganggu kenyamanan dalam sebab itu, upaya membuang sampah pada tempatnya harus diterapkan. Dengan begitu, lingkungan menjadi bersih, rapi, dan nyaman untuk ditinggali. Hasilnya seseorang dapat menjalani segala aktivitasnya dengan nyaman.
Tel 03-9223 4336 / 012-910 0038 / 017-3667039 30 pagi itu, mangsa, Mohd Dali Mohd Yunus, 53, maut di tempat kejadian selepas lori yang dipandu terbalik ketika menuruni cerun di kawasan kuari itu .
 Gaya Hidup Senin, 5 Juni 2023 - 2000 WIB Malang – Peringati World Environment Day atau Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni 2023 Dinas Lingkungan Hidup DLH Kota Batu berpesan agar masyarakat bisa membuang sampah sesuai waktu yang sudah pembuangan sampah warga yakni mulai pukul WIB sampai WIB. Sementara jam pengambilan sampah dimulai dari jam WIB hingga pukul WIB. Itu dilakukan untuk memberikan rasa aman, nyaman dan membentuk keindahan serta kerapian Kota Batu sebagai kota wisata. Kepala DLH Kota Batu, Aries Setiawan mengatakan hal itu cukup penting, pasalnya permasalahan sampah harus diselesaikan bersama-sama."Kami menghimbau selain membuang sampah di tempatnya, membuang sampah di jam yang tepat juga cukup penting demi menuntaskan masalah sampah secara maksimal dan berkelanjutan," sampah yang terkumpul di Tempat Pembuangan Sampah TPS Tlekung bisa diproses secara langsung oleh petugas sesuai jenisnya. Lalu sampah buah dan sayur bisa dijadikan makanan maggot. "Apalagi kita memiliki mesin pirolisis atau pembakar sampah yang ramah lingkungan. Membuang sampah pada tempatnya dan tepatnya jam pembuangan tentu mempermudah kerja petugas kebersihan dan sampah bisa cepat tertangani," ujarnya.
Penjelasansingkat tentang 5S : S Pertama = Seiri - Ringkas, Membuang barang yang tidak diperlukan. S Kedua = Seiton - Rapi, Membenahi dan men-standar-kan tempat penyimpan / meletakkan barang atau peralatan pada tempatnya. S Ketiga = Seiso - Resik, Menjaga kebersihan tempat kerja (membersihkan tempat kerja agar bebas dari debu dan sampah) Buanglah sampah pada tempatnya. Kalimat yang berupa ajakan ini sering kita baca terutama di tempat-tempat fasilitas umum. Tentu ajakan ini bermaksud baik, yaitu untuk mengajak agar masyarakat dan kita semua tertib dalam membuang sampah, sehingga memudahkan dalam mengelola sampah dengan baik. Pertanyaannya kemudian adalah apakah dengan membuang sampah secara tertib pada tempatnya, kemudian persoalan sampah akan dengan mudah bisa terselesaikan? Tentu mengatasi persoalan sampah tidak semudah yang kita bayangkan. Bahkan ketika seluruh elemen masyarakat kita memiliki budaya membuang sampah pada tempatnya, persoalan mengenai sampah di negeri ini, khususnya di kota-kota besar pasti akan selalu ada. Kenapa demikian? Persoalan sampah sebetulnya bukan hanya persoalan mengenai kedisiplinan atau budaya membuang sampah pada tempatnya. Namun, adalah juga mengenai pengolahan dan sirkulasi sampah tersebut, sehingga tidak menjadi persoalan ketika sudah berada di tempat pembuangan akhir sampah. Sering kita lihat setiap pagi truk-truk pengangkut sampah membawa sampah dari tempat-tempat penampungan sementara untuk kemudian dibuang di tempat pembuangan sampah akhir. Tentunya di tempat pembuangan sampah akhir tersebut akan dapat kita saksikan bahwa terdapat tumpukan sampah yang menggunung yang tidak terselesaikan hingga tuntas dengan pengolahan teknologi sampah yang baik. Di dalam area tumpukan sampah yang menggunung tersebut, sering kita lihat para pemulung memungut sampah-sampah yang bisa didaur ulang untuk dikumpulkan, kemudian dijual kembali kepada para tengkulak. Ada juga orang-orang yang mencari sisa-sia makanan untuk dikumpulkan buat makanan ternak mereka. Orang-orang inilah sejatinya yang membantu mengurangi persoalan sampah yang hingga kini tidak menemukan penyelesaian yang tuntas dan komprehensif, meskipun itu bukan merupakan solusi permanen karena pasti masih banyak sampah sisa yang tidak bisa dimanfaatkan. Di tempat pembuangan sampah akhir, kita juga sering melihat ada binatang ternak seperti sapi yang sengaja dilepaskan di tempat pembuangan sampah tersebut untuk membantu mengurangi volume sampah. Sebab, sampah-sampah sisa terutama sampah dari bekas makanan, sayur-sayuran atau daun-daunan masih bisa dikonsumsi oleh binatang ternak seperti sapi. Keberadaan hewan ternah itu dapat mengurangi volume sampah di tempat pembuangan akhir tersebut. Namun demikian, solusi ini bukan solusi permanen sebab sisa sampah yang tidak bisa diolah dan tidak bisa dimanfaatkan masih banyak. Untuk itu, ke depan kita membutuhkan solusi yang permanen terhadap persoalan sampah yang seolah-olah tak berujung ini. Selain mengembangkan teknologi tepat guna untuk pengolahan sampah ataupun memanfaatkan sampah untuk pembuatan kompos, sumber energi dan sejenisnya, sebenarnya kita bisa membantu mengatasi persoalan sampah ini dengan hidup diet dengan sampah. Kita sebagai individu atau keluarga bisa berkontribusi dalam upaya terhadap penanggulangan persoalan sampah dengan cara hidup minim dari sampah. Kita menyadari bahwa sebagian besar sampah dihasilkan dari sampah rumah tangga atau keluarga. Untuk itu, gunakan bahan-bahan yang berpotensi menjadi sampah seminimal mungkin. Sebagai contoh jika kita berbelanja tidak harus setiap saat kita berbelanja menggunakan tas atau kantong yang baru nanum kantong yang kita gunakan bisa kita pakai untuk berkali-kali belanja. Usahakan juga kita menggunakan kantong yang terbuat dari bahan cepat didaur ulang seperti kertas atau kain. Lebih bijak lagi, jika sampah yang dihasilkan dari sampah rumah tangga atau sampah keluarga tersebut sudah dipisah-pisahkan berdasarkan jenis sampah, misalnya sampah an organik, sampah organik dan sampah campuran. Dengan cara memisah sampah tersebut, juga akan lebih membantu para pemulung atau para pengangkut sampah rumah tangga dalam mengelolanya. Beberapa cara mengatasi persaolan sampah tersebut semakin lengkap jika para pelaku industri atau dunia usaha juga ikut berperan untuk tidak menghasilkan sampah, terutama sampah yang sulit terurai seperti plastik. Dunia usaha harus berusaha memikirkan bahwa dalam membuat kemasan produknya itu terbuat dari bahan yang ramah lingkungan dan mudah terurai, sehingga bisa membantu mengatasi persoalan sampah, khususnya di kota-kota besar. Dengan sinergitas baik masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah, kita harapkan persoalan sampah dapat menemukan solusi yang komprehensif serta tidak menjadi beban pembangunan pada generasi yang akan datang.
Adapunmateri pokok bahasan membuang sampah pada tempatnya sebagai berikut: Sampah adalah benda yang tidak terpakai, tidak diinginkan dan dibuang atau sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia serta tidak terjadi dengan sendirinya (Wahid Iqbal dan Nurul C, 2009:274).
JawabanKurangnya fasilitas atau tempat pembuangan sampahKurang banyak tempat sampah. ... TPA yang jauh dari lingkungan. Tempat Penampungan Akhir atau pembuangan sampah yang jauh dari tempat JawabanAdanya fasilitas umum untuk membuang Orang Membuang Sampah Sembarangan Kurangnya fasilitas atau tempat pembuangan sampah Kurang banyak tempat sampah. ... TPA yang jauh dari lingkungan. Tempat Penampungan Akhir atau pembuangan sampah yang jauh dari tempat tinggal.

Untukitu, Teach For Indonesia melakukan Gerakan Kampanye "Yuk Buang Sampah Pada Tempatnya" sebagai kelanjutan dari Gerakan "Study On The Road" di tahun 2012. Untuk mengubah karakter masyarakat Jakarta, karena kurangnya kesadaran menjaga lingkungan sekitar.

Banyuwangi - Kecamatan Kalipuro Banyuwangi mempunyai museum sampah yang didirikan para aktivis lingkungan di wilayah setempat. Mencicipi Nasi Bekamal, Makanan Khas Legendaris Banyuwangi yang Hampir Punah Khawatir Inflasi, Ipuk Minta Pertamina Tangani Kelangkaan Elpiji 3 kg di Banyuwangi 4 Rumah Makan di Pantai Ancol Plengsengan Banyuwangi Terbakar, Pedagang Rugi Puluhan Juta Di museum ini banyak memamerkan aneka ragam barang turunan dari sampah organik maupun anorganik, menjadi barang dengan memiliki nilai ekonomi tinggi. Seperti pupuk kompos, eco enzime, batik ecoprint, tas kertas semen, bantal ecobrick, dan sejumblah bahan daur ulang lainnya. Tak hanya itu, pengunjung juga diajak melewati setiap tahap proses untuk mendorong mereka bertindak dengan lebih bertanggung jawab terhadap sampah. Salah satu pengunjung, Kaisya, mengatakan baru pertama kali berkunjung ke museum sampah, Ia mengaku senang dengan keberadaan museum sampah. Sebab, menurutnya dengan adanya museum ini dirnya dan teman-temannya bisa belajar mengolah sampah sejak dini. "Saya di sini sangat senang karena bisa belajar mengolah sampah dan lebih mencintai lingkungan, biar sampah gak dibuang sembarangan, sehingga bisa didaur ulang menjadi barang yang lebih bermanfaat," Kata Kaisya, Senin 5/6/2023. Inisiator museum sampah, Murwati mengatakan museum ini sudah berdiri sejak dua tahun yang lalu, atau tepatnya pada 2021. “Dua tahun yang lalu saya bersama teman-teman yang lain yang peduli lingkungan berinisiatif mendirikan meseum ini, tujuannya agar masyarakat bisa sadar tidak membuang sampah sembarangan,” kata Murawati. Murwati menjelaskan alasan mendirikan museum sampah ini, karena prihatin tehadap permasalahan yang sangat kompleks, sehingga pihaknya pun terinspirasi mendirikan museum sampah. "Lantaran banyaknya sampah plastik sudah menahun hingga penyelesaiannya membutuhkan proses panjang dan keterlibatannya semua manusia, kami mendirikan museum sampah untuk mendorong masyarakat terutama anak-anak untuk lebih mencitai lingkungan'' Jelas Murwati. Ia pun berharap dengan didirikannya museum sampah ini masyarakat semakin mencintai lingkungan dan tidak membuang sampah sembarangan. “Mudah-mudahan masyarakat bisa lebih sadar terhadap lingkunganya, sehingga mau membuang sampah pada tempatnya, tidak mencemari lingkungan dari sampah, sesederhana itu saja,” paparnya. Sebab sampai saat ini, masih banyak ditemukan masyarakat yang membuang sampah sembarangan, terlebih lagi sampah plastik. “Kita lihat saja di sungai ataupun dipantai jika sudah banjir atau hujan lebat, banyak sekali sampah yang hanyut. Itu menunjukan masih banyak sampah yang dibuang secara sembarangan,” video yang menampilkan puluhan warga di Kecamatan Batan, Bengkalis berebut daging kerbau impor di tempat sampah. Dilaporkan, daging tersebut sejatinya telah dimusnahkan dengan cara ditimbun di lokasi itu.

Kamimembawa kain putih untuk masyarakat yang setuju dengan gerakan membuang sampah pada tempatnya , yaitu dengan cara mereka tanda tangan di kain tersebut. Dan juga kami menyediakan kantong plastik hitam untuk mengajak masyarakat sekitar untuk membuang sampah pada tempatnya, dan kami juga memungut sampah yang berserakan di sepanjang jalan.

sisa makanan, kertas pembungkus makanan kecuali styrofoam, kayu, tisu, dan daun-daun. Sampah anorganik Sesuai dengan namanya, sampah anorganik tidak dapat terurai secara alami seperti sampah organik. Nama lain dari sampah jenis ini adalah sampah kering. Sampah-sampah tersebut biasanya terdiri dari plastik, besi, barang pecah belah kaca, keramik, dan tembikar, serta peralatan elektronik. Sampah B3 B3 adalah singkatan dari “bahan berbahaya dan beracun”. Sampah jenis ini biasanya berasal dari komponen yang dapat mencemari lingkungan sehingga tidak bisa Anda buang sembarangan. Beberapa contoh sampah B3 meliputi detergen, produk pembersih rumah, semir sepatu, racun tikus, dan zat kimia lainnya amonia, asam asetat, formalin, dan lainnya. 2. Pisahkan sampah sesuai jenisnya Sebelum buang sampah di rumah, sebaiknya kelompokkan sampah sesuai dengan jenisnya. Misalnya, jangan menggabungkan sampah organik dengan anorganik. Maka itu, tidak ada salahnya menyediakan beberapa tempah sampah untuk menampung sampah yang berbeda. Cara ini akan membantu menentukan ke mana sampah akan Anda buang. Contohnya, apakah sampah akan didaur ulang, dikubur, atau dibuang ke tempat pembuangan khusus? 3. Buang sampah pada tempat yang sesuai Setelah dipilah-pilah, sekarang Anda bisa lebih mudah untuk memutuskan apakah ingin mendaur ulang atau buang sampah tersebut. Bingung bagaimana cara menyalurkan sampah sesuai jenisnya? Berikut tipsnya Cara membuang sampah organik Untuk sampah organik seperti sisa makanan dan dedaunan, Anda bisa mengolahnya menjadi pupuk kompos. Dengan cara ini, Anda menjadikan sampah-sampah di rumah lebih bermanfaat untuk lingkungan sekitar. Hati-hati, tidak semua sampah organik bisa didaur ulang menjadi pupuk. Menurut laman Environmental Protection Agency, inilah beberapa sampah yang sebaiknya tidak dijadikan pupuk produk olahan susu mentega, susu, yoghurt, telur, lemak dan minyak, daging dan tulang, dan kotoran hewan. Sebaiknya, pisahkan sampah-sampah di atas dari sampah yang akan Anda jadikan pupuk. Buanglah di tempat khusus atau hubungi jasa pengolahan sampah terdekat. Cara membuang sampah anorganik Sebelum sampah anorganik buru-buru Anda buang, sebaiknya coba pertimbangkan mendaur ulang menjadi barang yang berguna, bahkan memiliki nilai jual. Ambil contohnya, sampah botol plastik bisa Anda bersihkan dan dijadikan pot tanaman. Namun, apabila Anda tidak punya banyak waktu, saat ini sudah banyak komunitas yang menerima pembuangan sampah anorganik untuk didaur ulang. Perhatikan juga apakah sampah-sampah anorganik yang tak terpakai masih layak untuk didaur ulang atau tidak. Pastikan sampah tersebut masih dalam kondisi cukup baik. Cara membuang sampah B3 Sampah B3 tidak boleh Anda buang bersamaan dengan sampah organik atau anorganik. Biasanya, sampah jenis ini dibuang ke tempat pembuangan khusus sampah berbahaya. Akibat buang sampah sembarangan Selain membuat lingkungan tempat tinggal tampak kotor dan kumuh, membuang sampah sembarangan juga dapat menimbulkan beragam bahaya untuk kesehatan. Berikut adalah beberapa risiko yang harus dihadapi jika Anda sering membuang sampah sembarangan tidak pada tempatnya. 1. Pencemaran tanah Tumpukan sampah yang berserakan di jalanan bukanlah pemandangan baru lagi buat orang Indonesia. Namun sadar atau tidak, kebiasaan buruk ini dapat membawa petaka bagi kesehatan tubuh. Ambil contoh sampah botol air minum plastik. Ketika terurai di dalam tanah botol plastik ini akan melepaskan DEHA, bahan kimia yang diduga dapat mengakibatkan kontaminasi saat terurai. Zat tersebut berisiko menjadi karsinogen yang bisa mengakibatkan masalah pada organ reproduksi, gangguan hati, dan lain sebagainya. 2. Pencemaran air Pencemaran air merupakan salah satu isu darurat di Indonesia. Dalang utama dari pencemaran air sebagian besar adalah sampah rumah tangga, limbah cucian piring dan baju, kotoran hewan, residu pestisida dan minyak, hingga kontaminasi obat-obatan medis. Konsumsi jangka panjang dari air yang terkontaminasi sampah ini menunjukkan dampak nyata pada kesehatan manusia. Beberapa penyakit yang terkait dengan buang sampah di perairan adalah kolera, diare, disentri, hepatitis A, infeksi kulit, dan keracunan timbal. Tak hanya manusia yang menanggung akibatnya. Jika Anda terbiasa buang sampah di kali, laut, sungai, atau perairan lainnya, ini juga akan mengancam keselamatan habitat dan ekosistem di dalamnya. 3. Pencemaran udara Demi alasan kepraktisan, banyak orang yang lebih memilih untuk membakar sampah rumah tangga ketimbang membuangnya. Padahal, asap yang dihasilkan dari pembakaran sampah tidak hanya dapat terhirup langsung oleh Anda, tapi juga akan menempel pada benda, tanah, dan tanaman di sekitarnya. Anda mungkin saja terpapar zat kimia yang berasal dari asap pembakaran tersebut ketika memakan buah, sayuran, atau menyentuh benda-benda yang terkena asap tersebut. Bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh akan mengakibatkan batuk, sesak napas, sakit kepala, dan infeksi mata. Itulah pentingnya buang sampah dengan baik dan benar, serta beberapa tips mengelola sampah yang bisa Anda terapkan mulai dari sekarang. Dengan mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS, Anda tak hanya melindungi diri dari risiko kesehatan, namun juga turut memelihara kebersihan lingkungan. Adanyaaturan tersebut tentu berguna agar tidak terjadinya suatu masalah yang merugikan suatu pihak. Begitupula dengan kolam renang. Ada berbagai macam peraturan/tata tertib/etika yang berlaku di kolam renang secara umum. Hal itulah yang akan dibahas dalam artikel ini. Pakaian Renang yang tepat. 10 April 2022 91 Views MEDIA CENTER, Palangka Raya – Camat Pahandut Berlianto, mengajak masyarakat di wilayahnya, untuk aktif. melaksanakan gerakan sadar buang sampah pada tempatnya. Mengapa hal itu penting dilakukan kata dia, tidak lain mengingat kondisi Kota Palangka Raya saat ini masih dalam iklim tidak menenu. Terkadang kerap hujan dan panas. Maka itu perlu kiranya gerakan tersebut dilakukan bersama-sama, sebagai upaya meminimalisir penumpukan sampah yang bisa menyebabkan genangan air maupun berbagai jenis penyakit lainnya. “Tingkatkan kesadaran dengan membuang sampah pada tempatnya serta peduli akan kebersihan lingkungan. Ini demi mencegah segala penyakit yang kerap menyerang. Seperti halnya penyakit demam berdarah dengue DBD,” ungkap Berlianto, Jumat 8/4/2022. Tidak bisa dipungkiri kata dia, permasalahan sampah dan kebersihan lingkungan masih menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi pemerintah. Namun pemerintah tidak bisa mengatasi sendiri tanpa didukung peran serta masyarakat. “Intinya, kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya, adalah salah satu bentuk komitmen yang kuat untuk mewujudkan lingkungan yang bersih. Tak hanya dipertahankan, juga perlu untuk kita ajarkan kepada anak-anak,” tuturnya. Berlianto berpandangan, kawasan lingkungan yang bersih, pola hidup bersih, dan sehat akan dapat dirasakan manfaatnya. Lingkungan akan terbebas dari pesebaran nyamuk dan penyakit lainnya. “Bila setiap orang saling peduli, maka dapat mewujudkan lingkungan Kota Palangka Raya yang benar benar bersih serta sesuai dengan julukannya Kota Cantik,” tutupnya. MC. Isen Check Also Jelang Iduladha 1444 H, Pemko Intensifkan Operasi Pasar LPG MEDIA CENTER, Palangka Raya – Hari Raya Iduladha 1444 Hijriah terhitung tinggal beberapa hari lagi. … .
  • 50y7nucfcd.pages.dev/993
  • 50y7nucfcd.pages.dev/565
  • 50y7nucfcd.pages.dev/957
  • 50y7nucfcd.pages.dev/768
  • 50y7nucfcd.pages.dev/592
  • 50y7nucfcd.pages.dev/144
  • 50y7nucfcd.pages.dev/924
  • 50y7nucfcd.pages.dev/576
  • 50y7nucfcd.pages.dev/347
  • 50y7nucfcd.pages.dev/691
  • 50y7nucfcd.pages.dev/491
  • 50y7nucfcd.pages.dev/442
  • 50y7nucfcd.pages.dev/406
  • 50y7nucfcd.pages.dev/167
  • 50y7nucfcd.pages.dev/295
  • gerakan membuang sampah pada tempatnya